Rahim Pengganti

Bab 99 "Duka Itu Kembali Datang"



Bab 99 "Duka Itu Kembali Datang"

0Bab 99     

Duka itu kembali datang.     

Hari ini sangat melelahkan, banyak barang yang masuk membuat Siska harus lembur bersama dengan beberapa orang karyawannya. Mau tidak mau Siska harus terlihat menyaksikan beberapa barang yang datang. Cafe ini semakin hari semakin ramai, bahkan ada beberapa penambahan dari menu sebelumnya dan hal itu membuat banyak pihak senang.     

Bahkan saat ini juga, bagian belakang cafe sudah mulai di bangun dengan beberapa bentuk agar suasana outdoor lebih luas dan indah. Carissa dan Siska memiliki ide yang luar biasa, ide yang mampu membuat semua orang takjub akan kolaborasi kedua nya.     

Selesai dengan urusan cafe, Siska pun segera pulang. Rasa nya sangat tidak mungkin dirinya berlama lama di sini, mata nya sudah lelah menatap layar laptop sejak tadi pagi hingga saat ini. Siska sudah ingin mandi air dingin, supaya lebih segar lagi dari sebelumnya.     

"Kerja kita udah selesai hari ini. Mari pulang," ucap Siska kepada mereka yang memang bersama dengannya sampai sekarang.     

Semuanya tersenyum bahagia, apa lagi dengan amplop yang diberikan oleh Siska. Ya gadis itu selalu memberikan amplop lembur. Padahal setiap gajian, Siska juga membayar uang lembur. Namun, tetap saja wanita itu memberikan hadiah untuk mereka mereka agar semuanya senang bekerja sama.     

***     

Bian dan Carissa baru saja pulang dari makan malam bersama dengan kolega nya. Sejak resmi publik kedua nya selalu memenuhi beberapa rapat makan malam demi bisnis mereka. Sesampainya di dalam rumah, terdengar suara Melody yang masih bermain di ruang keluarga.     

Kedua nya saling menatap satu dengan lain nya karena hari sudah malam dan tumben Melody masih bermain di waktu seperti ini. Bian dan Carissa masuk ke dalam rumah, dan benar saja sang anak ada di sna bermain bersama Mamanya. Melihat hal itu membuat Caca mendekat, melihat bundanya datang Melody langsung histeris meminta di gendong.     

"Kenapa belum tidur Ma?" tanya Caca. Mama Ratih tersenyum, lalu mengusap kepala Melody dengan penuh sayang.     

"Mama masih pengen ketemu kalian dulu, sebelum mama tidur."     

Ucapan yang di lontar kan oleh Mama Ratih membuat Caca bahagia. Mertua nya itu selalu saja bersikap luar biasa. Rasanya Caca sangat beruntung bisa memiliki ibu mertua seperti Mama Ratih.     

"Ya sudah ayo tidur Ma. Udah malam, besok kan masih bisa bertemu," ujar Bian. Mengingat ini sudah menujukkan pukul 22.00 Mama Ratih menganggukkan kepalanya lalu menatap ke arah Bian dan Caca dengan tatapan yang begitu dalam.     

Mendapatkan tatapan seperti itu membuat Carissa sedikit tidak nyaman, ada rasa yang mengganjal di dalam hati nya. Wanita itu seolah takut sesuatu hal terjadi namun, diri nya mencoba membuang semua hal yang sudah ada.     

"Kamu mikirin apa sih sayang?" tanya Bian. Selama di dalam kamar Caca terlihat tidak tenang, senyuman yang di berikan oleh Mama Ratih seperti menyiratkan sesuatu. Tapi enah apa yang terjadi ke depannya memikirkan artinya saja membuat Caca tidak tenang.     

"Gak apa apa Mas."     

Bian menoleh ke arah Caca menatap istrinya itu dengan tatapan penuh, dan menggenggam tangan nya serta berkata. "Gak apa apa. Tapi raut wajah kamu seperti ini. Ini sebenarnya ada apa sayang?" tanya Bian lagi.     

Caca menarik nafasnya panjang, wanita itu lalu menceritakan semua hal yang ada di kepala nya bukan hanya ini tapi banyak hal yang terjadi, beberapa hari ini sikap Mama Ratih memang sedikit berubah wanita itu lebih ingin terlibat dalam segala hal. Padahal sebelumnya tidak, mama Ratih selalu mempercayain segala hal kepada Caca.     

Wanita itu hanya takut, jika diri nya melakukan sebuah kesalahan sehingga Mama Ratih bersikap seperti itu. Bian memberikan pengertian kepada istri nya itu bahwa semua nya baik baik saja.     

"Sekarang tidur ya. Semua akan baik baik saja," ucap Bian. Keduanya saling memeluk sang dengan lainnya.     

***     

Di Malang, setelah pulang dari cafe Siska belum tidur wanita itu menyelesaikan urusan rumahnya. Entah kenapa beberapa hari ini dirinya menyukai lagi "Belum Siap Kehilangan"     

Lagu yang setiap saat di putar, bahkan saat ini Siska sedang memutar lagi tersebut.     

Sewindu sudah     

Ku tak mendengar suaramu     

Ku tak lagi lihat senyumanmu     

Yang s'lalu menghiasi hariku     

Sewindu sudah     

Kau tak berada di sisiku     

Kau menghilang dari pandanganku     

Tak tahu kini kau di mana     

Ternyata belum siap aku     

Kehilangan dirimu     

Belum sanggup untuk jauh darimu     

Yang masih s'lalu ada dalam hatiku     

Sewindu sudah     

Kau tak berada di sisiku     

Kau menghilang dari pandanganku, oh-oh     

Tak tahu kini kau di mana, ho-oh     

Ternyata belum siap aku     

Kehilangan dirimu     

Belum sanggup untuk jauh darimu     

Yang masih s'lalu ada dalam hatiku     

Tuhan, tolong mampukan aku     

'Tuk lupakan dirinya     

Semua cerita tentangnya yang membuatku     

S'lalu teringat akan cinta yang dulu hidupkanku     

Ho-ho     

(Sewindu sudah)     

Hu-hu (hu-ha)     

Ho-oh     

Ternyata belum siap diriku     

Kehilangan dirimu     

Belum sanggup 'tuk jauh darimu     

Yang masih s'lalu ada dalam hatiku     

Tuhan, tolong mampukan aku     

'Tuk lupakan dirinya (lupakan dirinya)     

Semua cerita tentang dirinya yang membuatku     

S'lalu teringat akan cinta yang dulu     

S'lalu teringat akan cinta yang dulu     

Hidupkanku     

Ternyata belum siap diriku     

Kehilangan dirimu     

Belum sanggup 'tuk jauh darimu     

Yang masih s'lalu ada dalam hatiku     

Tuhan, tolong mampukan aku     

'Tuk lupakan dirinya (lupakan dirinya)     

Semua cerita tentang dirinya yang membuatku     

S'lalu teringat akan cinta yang dulu     

S'lalu teringat akan cinta yang dulu     

Hidupkanku     

Lagu yang memiliki makna dalam, lagu itu tidak sengaja di putar oleh Dodi saat di cafe, sehingga menjadi lagu yang begitu ingin selalu di dengar olehnya.     

***     

Pagi ini semua orang di buat Panik dengan Mama Ratih yang tidak sadar kan diri. Pagi tadi bi Sumi masuk ke dalam kamar Mama Ratih dan melihat wanita itu terbaring di lantai dengan histeris nya membuat semua orang keluar dari dalam kamar mereka masing masing.     

Dan di sini lah Bian dan Caca menunggu hasil yang benar benar membuat kedua takut. Seolah mendapatkan hantaman begitu besar kedua nya saling menguatkan. Bian tahu bagaimana perasaan Caca saat ini, tubuh wanita itu bergetar ketika melihat sang Mama yang sudah tak sadar.     

"Mas Mama Mas," ucapnya dengan air mata yang mengalir sangat deras.     

"Mama baik baik saja kok," ucapan itu selalu saja di ucap kan oleh Bian. Pria itu juga menyakinkan diri nya bahwa sang Mama akan baik baik saja, tidak perlu khawatir atau lun cemas dengan keadaan seperti itu.     

Brak     

Sebuah gelas tidak sengaja terjatuh di sana, seseorang yang Siska kenal menyenggol dirinya. Pertemuan yang tidak di inginkan membuat keduanya saling menatap satu dengan lainnya.     

Hingga suara dering ponsel membuat, Siska mengakhir pandangannya mengambil ponsel tersebut dan mengangkatnya.     

"Halo iya mas kenapa?" tanya Siska.     

Tubuh Siska menegang, wanita itu terdiam air matanya mengalir dengan begitu deras, sungguh kabar ini benar benar menyakiti hatinya.     

"Mas tolong antar aku ke Jakarta," ucap Siska dengan dada yang sudah sangat sesak.     

"Kenapa ada apa?" tanyanya.     

"Mama tak sadarkan diri," ujar Siska.     

Deg     

Deg     

##     

Selamat membaca dan terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.